Data Rollover Adalah
Download the Airtel Thanks app for more convenience
If you are looking to get a postpaid bill payment online, then the Airtel Thanks app is also the perfect solution for you. From here on, you can check all the plans that are available on Airtel postpaid, and the additional benefits. Airtel postpaid doesn’t just offer data rollover. Instead, you can get free subscription to OTT platforms such as Disney+ Hotstar, Amazon Prime Video and Netflix. However, do remember that the benefits may vary according to the plan you have chosen. A more expensive plan will also get you better monthly data.
If you are still not using an Airtel SIM, then now is the perfect time. Porting to Airtel postpaid has also been made easy. You can now get an Airtel SIM card delivered to your home as well. Hence, you will get a brand new connection without even having to step out of your residence.
We hope this cleared out what is data rollover for you, and you were able to understand how to get unused data in Airtel.
Buy Airtel Postpaid with exciting benefits!
Which is why, having an active mobile data plan seems much more secure, and fool-proof in all kinds of situations. Now, whether you have a prepaid or a postpaid connection, mobile data is not unlimited. Prepaid data mobile plans are usually available on per day basis, whereas postpaid mobile data is provided on monthly basis. Regardless, if you do have a postpaid plan, you can benefit a lot by making use of the data rollover feature. What is data rollover? – you may ask.
Here’s a blog to answer all your questions regarding what is data rollover in postpaid, or what does rollover data mean or what does data rollover mean.
Rollover Data is a feature provided on mobile data plans. Mobile data plans which are sold in fixed amounts of data per month, for example, 10MB of data, grant the subscriber up to this amout of data for consumption within a billing cycle.
At the end of the billing cycle, data balance that is not used is forfeited. Rollover data allows the unused balanced at the end of the billing cycle to be brought forward into subsequent months, subject to terms of the rollover data program offered by a mobile network operator.
Rollover Data means that unused allowance from the Main Data allowance at the end of the billing month will be carried forward (rolled over) to the next month. Data Rollover is applicable only to Residential Dhiraagu Fibre Broadband customers.
Having an internet connection with your mobile plan is extremely important, in today’s times. A broadband connection can definitely help you when you are at home, or at the office. But, when you are outside, having a proper mobile data can help immensely. One might point out that public Wi-Fi does just fine for them. However, public Wi-Fi networks are a major security threat. In addition, it can be really difficult to find a place where you can get a decent Wi-Fi network while outside.
How Rollover Reaction Met Team Compas
Pertemuan Rollover Reaction dan Team Compas dimulai pada bulan Oktober 2021. Tidak lama setelah itu, Rollover Reaction mengeluarkan produk baru mereka yaitu Dewdrop Lip and Cheek Tint pada bulan November 2021.
Produk tint multifungsi yang bisa digunakan untuk kosmetik bibir dan wajah ini ternyata menghasilkan revenue di angka ratusan juta rupiah untuk Rollover Reaction. Produk ini pun sangat digemari konsumen karena memiliki tekstur ringan dan tahan lama ketika digunakan sehingga menjadi daya tariknya tersendiri.
Angka ini merupakan angka tertinggi yang pernah diraih oleh Rollover Reaction dan berasal dari produk baru mereka, lho. Selain itu, pencapaian ini juga membuat Rollover Reaction berhasil menempati peringkat 2 di kategori Liptint dan peringkat 4 di kategori brand.
Strategi apa, ya, yang dilakukan Rollover Reaction untuk mencapai peningkatan tersebut? Yuk, simak selanjutnya di bawah ini.
How I Met Your Data: Kisah Sukses Rollover Reaction Meningkatkan Revenue 130% Hanya dari Satu Produk
Compas.co.id – Brand kecantikan lokal Rollover Reaction tentu terdengar familiar. Tapi, cara brand ini meningkatkan revenue sebesar 130% dalam angka ratusan juta rupiah belum tentu familiar di telinga banyak orang. Yuk, simak bagaimana kisah sukses Rollover Reaction berhasil meraih revenue tinggi dengan bantuan data Compas!
Bagaimana Data Team Compas Membantu Kisah Sukses Rollover Reaction
Ternyata, pencapaian gemilang dari penjualan Dewdrop Lip and Cheek Tint tadi dapat terjadi karena Rollover Reaction telah menggunakan bantuan data dari Compas.
Rollover Reaction dapat melihat data produk dan brand-nya di marketplace dengan menggunakan bantuan data dari Team Compas. Dengan bantuan data tersebut, Rollover Reaction pun dapat menyusun strategi apa yang cocok diimplementasikan untuk brand mereka, terlebih mereka akan melakukan launching produk baru.
Selain itu, Rollover Reaction juga bisa melihat tren pasar ketika menggunakan data Compas. Brand yang paham dengan tren pasar tentu saja memiliki peluang yang lebih besar untuk menjadi juara.
Peningkatan penjualan Rollover Reaction sebesar 130% juga dapat terjadi karena melakukan insight recommendation yang diberikan oleh Team Compas. Insight recommendation tersebut adalah penulisan product title yang lebih detail dengan memberikan penjelasan benefit dan key value dari produk mereka.
Hasilnya, Rollover Reaction berhasil mendapatkan revenue ratusan juta untuk produk Dewdrop Lip and Cheek Tint mereka ketika produk ini di-launching dan menyalip peringkat kompetitor.
Begitulah kisah sukses Rollover Reaction yang berhasil menyalip peringkat kompetitor dan mendapatkan revenue sangat tinggi, yaitu dengan melihat data pasar dan menggunakan insight recommendation dari Team Compas.
Insight recommendation dan data pasar seperti yang didapatkan oleh Rollover Reaction sebenarnya bisa kamu dapatkan dengan mudah juga, lho. Selain itu, ternyata setiap brand dan e-commerce memiliki insight yang unik.
Untuk itu, Team Compas akan siap membantu kamu dan brand-mu melalui data Compas Dashboard dan melihat berbagai data yang dibutuhkan untuk menaikkan penjualan. Penasaran? Kamu bisa langsung menghubungi Team Compas lewat link di bagian akhir artikel ini, ya.
Compas.co.id adalah sebuah perusahaan teknologi di Jakarta yang berdiri di tahun 2017. Dengan berfokus pada business intelligence tools, Team Compas ingin membantu brands agar mendapatkan solusi dan menyusun strategi bisnis online.
Dengan hadirnya Compas Market Insight, Compas pun turut berkontribusi di dalam pesatnya industri e-commerce Indonesia agar bisa tetap cerdik menghadapi persaingan pasar yang kompetitif.
Jika ingin mengetahui lebih lanjut tentang Compas dan data apa saja yang bisa kami bantu, kamu bisa request diskusi langsung dengan tim Compas dengan mengisi form online di link ini. Jangan lupa untuk follow Instagram kami untuk info lebih lanjut!
Sekadar informasi, beberapa waktu lalu PT XL Axiata Tbk (XL Axiata) meluncurkan brand telekomunikasi digital bernama Live.On. Layanan baru ini menargetkan anak muda serta profesional muda, yang melek digital dengan konsumsi data (internet) tinggi.
Live.On diklaim memberikan kebebasan kepada pelanggan untuk menjalani gaya hidup digital dengan cara mereka sendiri.
"Live.On ini menargetkan anak muda, atau profesional muda yang melek digital, dan mengonsumsi data lebih tinggi daripada rata-rata kebiasaan orang Indonesia. Mereka biasanya menggunakan internet untuk berbagai hal di dalam hidupnya," ungkap CEO XL Axiata, Dian Siswarini, dalam acara peluncuran Live.On yang disiarkan melalui Zoom pada Senin (5/10/2020).
Berdasarkan data XL Axiata, Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah pengguna internet tertinggi di dunia, dengan lebih dari 185 juta pengguna internet aktif.
Tingkat penetrasi internet mencapai 68 persen dengan rata-rata pengguna adalah kaum melek digital yang mengonsumsi 15-20GB data per bulan.
Melihat kebutuhan data yang tinggi ini, XL Axiata pun meluncurkan Live.On dengan pilihan paket sederhana. Live.On menghadirkan dua pilihan paket data utama yaitu Power On 25GB seharga Rp 80 ribu, dan Power Full 50GB yang dibanderol Rp 125 ribu.
Tidak dipungkiri, laju perkembangan teknologi yang luar biasa di era digital seperti saat ini memang banyak memberikan dampak positif. Namun dibalik segala kelebihannya, sesuatu hal diyakini akan mendatangkan hal-hal negative juga. Disatu sisi, teknologi mampu menghadirkan kecepatan pendistribusian informasi yang luar biasa. Update peristiwa dilokasi tertentu, misalnya invasi Rusia ke Ukraina, akan diketahui oleh public di belahan dunia lain. Dengan sekali klik, video yang diunggah, akan dapat ditonton oleh jutaan bahkan milyaran umat manusia di dunia. Namun, disisi lain, mengintip tindak kejahatan yang berevolusi dalam bentuk kejahatan cyber. Salah satu cyber crime yang paling populer adalah kebocoran data (data leak).
Salah satu peristiwa yang masih hangat dibicarakan dalam berbagai media terjadi di awal bulan Maret ini. Saat para ASN sedang menikmati romantisme tanggal muda, tiba-tiba publik dihebohkan dengan berita tentang kebocoran data pengguna internet. Hal itu terungkap setelah peneliti siber dari Singapura, DarkTracer, mempublikasikan laporannya bahwa terdapat kebocoran data kredensial lebih dari 49 ribu situs pemerintah di seluruh dunia. DarkTracer juga membuat daftar situs pemerintah dengan kebocoran data paling banyak. Dari data tersebut, terdapat tiga situs pemerintah Indonesia yang masuk dalam daftar 10 situs teratas, salah satunya melalui situs Ditjen Pajak (djponline.pajak.go.id). Terdapat 17.585 data kredensial untuk akses ke situs djponline.pajak.go.id yang bocor. Bukan hanya di situs itu saja, kebocoran data milik wajib pajak juga terjadi di situs ereg.pajak.go.id.
Namun kemudian secara resmi Direktur Penyuluhan, Pelayanan dan Hubungan Masyarakat (P2Humas) DJP menenangkan public melalui keterangan persnya pada tanggal 3 Maret 2022. Juru bicara Ditjen Pajak tersebut menyampaikan bahwa kebocoran data bukan berasal dari system internal DJP, melainkan berasal dari perangkat pengguna (user) yang terinfeksi malware, yang kemudian digunakan untuk masuk ke dalam situs pemerintahan. DJP pun menyarankan agar pengguna situs DJP dan wajib pajak secara luas segera mengganti kata sandi dengan yang lebih kuat dan aman secara berkala. Huffhhh…melegakan sekali.
Jika menengok 2 bulan ke belakang, tepatnya di minggu pertama Januari 2022, DarkTracer juga melaporkan bahwa sebanyak 40.629 pengguna internet di Indonesia terinfeksi Stealer seperti Redline, Raccoon, Vidar dan lainnya. Selain itu, terdapat 502 ribu lebih data kredensial untuk akses ke domain .id (dot id) yang bocor dan didistribusikan melalui situs gelap. Data kredensial pengguna yang bocor tersebut tidak hanya data pengguna yang mengakses ke sejumlah situs pemerintahan saja seperti Kemdikbud, BKN, Ditjen Pajak, dan BPJS Ketenagakerjaan. Namun kebocoran juga sudah merambah ke data user yang mengakses beberapa aplikasi e-commerce seperti Shopee dan Lazada.
By the way, kenapa sih kok bisa data yang sebegitu penting bisa bocor? Dilansir dari situs UpGuard terdapat enam penyebab paling umum terjadinya kebocoran data di 2021, diantaranya kesalahan konfigurasi software, penipuan melalui rekayasa sosial (social engineering), password atau kata sandi yang digunakan berulang, pencurian barang yang mengandung data sensitif, kerentanan perangkat lunak, dan penggunaan kata sandi bawaan (default password).
Harus dipahami bersama bahwa kebocoran data sangat erat hubungannya dengan pembobolan data. Ketika data tanpa sengaja terekspos ke internet ataupun situs yang tidak aman, seorang peretas dengan senang hati akan segera mengakses informasi pribadi Anda untuk melakukan pembobolan data (data breach). By the way, kenapa sih kok bisa data yang sebegitu penting bisa bocor?
Jika kita perhatikan, banyak faktor yang berpotensi menjadi penyebab kebocoran data. Dari beberapa literatur, penulis mengelompokkan faktor-faktor tersebut menjadi 3 penyebab utama kebocoran data, yaitu faktor kesalahan manusia (human error), serangan Malware (malicious software), dan manipulasi psikologis melalui social engineering.
Pertama, human error. Fitrah manusia yang hobi mempraktekkan kebiasaan ekonomis diantaranya dengan mencari free software atau aplikasi bajakan (yang biasanya memberikan iming-iming free trial atau bonus-bonus lainnya) “memaksa” kita untuk secara suka rela memasukkan data pribadi berupa nomor telp di situs atau aplikasi yang tidak terjamin keamanannya. Dan tanpa kita sadari, hal ini sering kita lakukan.
Kedua, serangan malware. Acap juga kita lalai dan tidak teliti dalam menerima maupun mengirim email, yang berpotensi menjadi pintu masuk malware. Malware pada dasarnya adalah program yang dirancang untuk merusak dengan menyusup ke system computer. Salah satu jenis malware yang berbahaya yaitu spyware. Menurut salah satu vendor antivirus yang sudah mendunia, Kaspersky, spyware merupakan software yang didesain untuk masuk ke dalam perangkat komputer. Spyware mempunyai kemampuan mengumpulkan data-data pribadi user dan mengirimnya kepada pihak ketiga tanpa persetujuan user. Jahat sekali kan?
Ketiga, social engineering yaitu penggunaan manipulasi psikologis untuk mengumpulkan data sensitif seperti nama lengkap, username, password, dan sebagainya melalui media elektronik dengan menyamar sebagai pihak yang dapat dipercaya. Biasanya phishing memanfaatkan email untuk mengelabui korbannya. Email yang dikirimkan pelaku dapat berisi sesuatu yang mengatasnamakan pihak tertentu dan memancing korban untuk meng-klik tautan yang tercantum di dalamnya. Malah penulis beberapa kali mendapatkan sms yang berisi tautan dengan iming-iming bonus pulsa, bisa jadi sms dengan tautan tersebut merupakan kail untuk memancing “ikan-ikan” yang tergoda dengan umpan yang melambai-lambai memanggil-manggil untuk di klik.
Terlepas dari faktor-faktor utama tersebut, mungkin kita telah mengetahui tips-tips “normatif” untuk menghindari kebocoran data, yang bisa kita temukan di berbagai website maupun platform media social. Namun, apa yang harus kita lakukan jika sebuah data website sudah bocor? Langkah mitigasi yang paling cepat dan praktis yaitu, segera meng-update dan mengubah password akun user. Ibarat sebuah pintu, jika ada pelaku criminal yang sudah menduplikasi kunci tersebut, maka cara paling ampuh dan cepat yang bisa dilakukan empunya pintu yaitu langsung mengganti set pintu dengan yang baru. Cara tersebut disinyalir menjadi cara paling ampuh dan bisa dilakukan secara mandiri.
Memang, teknologi yang semakin maju disatu sisi akan semakin memudahkan manusia. Namun disisi lain, ancaman terhadap keamanan penggunaan teknologi juga semakin berevolusi. Bagaimana menyikapinya? Tidak perlu paranoid atau kekuatiran yang berlebihan, yang penting tetap hati-hati dan waspada. Makanya bro, sayangi data pribadimu mulai sekarang. Karena privacy adalah privilege yang tidak akan pernah bisa ditukar dengan nominal berapa pun saja.
(Penulis: Mahmud Ashari, Kepala Seksi Hukum dan Informasi KPKNL Kisaran)
Here’s a data rollover example
Let us consider an example here, to clarify what is data rollover for you.
You have a postpaid SIM with you, that gets you 50 GB of mobile data each month. Now, you only ended up using 30 GB of mobile data in a particular month. So, that leaves you with 20 GB, which will be carried forward to the next month. In addition, you will also benefit from the monthly data that you were supposed to get in the new month.
Hence, the total amount of postpaid data that you will have in the particular month is: 50 GB (monthly quota) + 20 GB (data rollover), which gives you 70 GB of internet. Thus, you get a massive mobile data boost with your postpaid connection. You can use this extra data to watch even more Netflix, Amazon Prime Video, Disney+ Hotstar and lots more. Or you can video call your friends who are staying abroad and talk to them, a little longer. What you do with this additional data is completely left on you.
Just make sure that you have signed up for postpaid plans that provide this feature. If not, then you might just have to port to a telecom provider that gets you data rollover. Thankfully, with Airtel postpaid, you will get data rollover with all our plans, and make the most of your unused internet.
How to get unused data in Airtel?
If you have an Airtel postpaid connection, getting unused internet is extremely easy. You basically do not have to take any active steps. Airtel will automatically add the unused data to the data allowance for the next month. Meanwhile, you can sit back and enjoy the incredibly fast postpaid internet on your phone, absolutely worry free.
Hence, if you were thinking ‘does Airtel rollover data’, then all your doubts are now answered. You can also effectively check how much data is left on your postpaid plan. In addition, you can also see how much data is getting forwarded from the previous month. To check your unused Airtel postpaid data, all you have to do is download the Airtel Thanks app. After getting the app, simply log in with your details and you will see all the information related to your postpaid connection on the main screen itself. The amount of data left, when to recharge, and other features – the Thanks app will show you everything in an organised manner.
What is data rollover?
When you get a postpaid connection, there is a fixed amount of mobile data that is promised to you. Now, in ideal cases, this data is more than enough to carry you over your daily requirements. With this mobile data, you can make video calls, scroll for hours on social media, make reels, watch YouTube – basically everything that you do in a day. Now, you would love to utilise your mobile data, isn’t that so? You would not like to let it go unutilised, especially since you’re paying a premium for your mobile connection.
However, there can be a month when you haven’t had the chance to use your phone as much as you would have liked. Thus, you have missed out on the latest OTT shows, and haven’t opened Instagram in some time. The reason for this could be many – a busy work month, vacation, important family events; the list could go on. In such a case, do you think your postpaid mobile data will remain unused and hence, wasted?
Thankfully, that is where data rollover comes in, and saves the day (or the month) for you. With the help of the data rollover feature, you will finally get to keep all your underutilised mobile data. How does this work? The idea behind this is simple. Whatever amount of data that was provided was unused, will easily get carried over into the next month.