Kolektor Uang Kuno Terkenal Di Indonesia
Cara jual uang kuno pertama yang paling mudah adalah memanfaatkan platform e-commerce. Dengan membuat akun di situs jual beli, Anda bisa menjangkau pembeli potensial dari berbagai penjuru. Pastikan untuk mencantumkan detail lengkap mengenai uang kuno yang Anda tawarkan, termasuk tahun edar, kondisi, dan keunikan dari koin tersebut.
Selain itu, kualitas foto sangat penting, gunakan gambar yang jelas dan menarik agar pembeli tertarik. Jangan lupa untuk menetapkan harga yang sesuai dengan nilai pasaran agar tawaran Anda kompetitif.
Media sosial juga merupakan saluran yang sangat efektif untuk cara jual uang kuno. Anda dapat memposting foto dan informasi mengenai koin yang ingin dijual di platform seperti Facebook, Instagram, atau Twitter. Penggunaan tagar yang relevan dapat membantu para kolektor menemukan tawaran Anda dengan lebih mudah. Dengan mengiklankan di media sosial, Anda juga bisa berinteraksi langsung dengan penawar, menjadikan proses penjualan lebih personal dan transparan.
Jual Langsung ke Kolektor
Jika Anda mencari cara yang lebih langsung, menjual kepada kolektor barang antik bisa menjadi pilihan terbaik. Kolektor biasanya sangat menghargai uang kuno dan paham nilai sejarahnya. Untuk menemukan kolektor, Anda bisa mencari mereka di grup media sosial atau forum diskusi tentang barang antik. Meskipun perlu usaha ekstra untuk menemukan kolektor yang tepat, menjual langsung kepada mereka bisa menguntungkan, karena mereka sering kali bersedia membayar lebih untuk barang yang mereka cari.
Jual Beli Uang Kuno Uang Logam Kuno. Tersedia Produk aman dan mudah, jaminan uang kembali 100% di Bukalapak.
Jual Beli Uang Kuno Uang Koin Kuno. Tersedia Produk aman dan mudah, jaminan uang kembali 100% di Bukalapak.
Sebelum mengenal pertandingan seperti UFC, bagaimana pertunjukan tarung zaman dulu? Pada masa Romawi Kuno, masyarakat Romawi dipuaskan dengan pertunjukan para gladiator di arena. Seperti namanya, "gladiator" memiliki arti "pemegang pedang" karena gladius memiliki arti "pedang".
Mulai naik popularitas pada abad ke-1 SM hingga abad ke-2 Masehi, tarung gladiator mulai turun pamor hingga menghilang pada abad ke-4 Masehi. Meski begitu, sejarah telah mencatat berbagai sosok gladiator ulung yang mewarnai sejarah. Inilah tujuh sosok gladiator legendaris dari sejarah Romawi Kuno.
Marcus Attilus lahir sebagai seorang warga Romawi merdeka. Meski begitu, Marcus mendaftar ke sekolah gladiator atas kemauannya sendiri. Pada saat itu, pertarungan para gladiator dibagi secara merata berdasarkan pengalamannya: pendatang baru melawan pendatang baru hingga veteran melawan veteran.
Saat bertarung di Pompeii, Marcus yang masih baru malah dihadapkan dengan Hilarus, seorang gladiator veteran yang memenangkan 12 dari 14 pertarungan sekaligus jagoan Kaisar Nero. Tidak mau kalah, Marcus malah membuktikan dirinya dengan mengalahkan Hilarus.
Setelah Hilarus, Marcus dihadapkan juga dengan seorang petarung hebat, Lucius Raecius Felix, yang memenangkan 12 pertarungan dan belum pernah kalah. Hasilnya, lagi-lagi Marcus yang keluar sebagai pemenang. Kepahlawanan Marcus lalu diabadikan dalam bentuk gambar grafiti di luar Gerbang Nocerian, Pompeii.
Populer pada abad ke-1 Masehi, Spiculus mengawali kariernya dengan bersekolah gladiator di kota Capua, Italia Selatan. Seperti Marcus, Spiculus juga dihadapkan dengan veteran pemenang 16 pertandingan, Aptonetus. Kejutan, Spiculus tidak hanya mengalahkan Aptonetus, melainkan juga membunuhnya.
Kemenangan Spiculus membuatnya jadi kesayangan Kaisar Nero, sehingga sang Kaisar menghujani Spiculus dengan hadiah dan kemewahan. Bahkan, Spiculus diberikan sebuah istana tersendiri! Namun, hal ini tak membuat Spiculus setia kepada Nero.
Pada 68 Masehi, Nero menghadapi pemberontakan yang dipimpin oleh Gaius Julius Vindex. Sudah terpojok dan tak akan selamat, Nero mengharapkan Spiculus yang membunuhnya. Namun, Spiculus tak kunjung datang. Akhirnya, Nero memutuskan untuk bunuh diri.
Mungkin kamu mengenalnya sebagai karakter yang diperankan oleh Joaquin Phoenix. Di usia ke-16, Commodus memerintah Romawi Kuno bersama ayahnya, Marcus Aurelius. Namun, setelah Aurelius meninggal pada 180 Masehi, Commodus memegang kekuasaan tunggal.
Dikenal sebagai seorang diktator bengis, Commodus kerap menyamakan dirinya dengan Hercules, putra Jupiter yang super kuat. Hal ini terlihat dari berbagai patung Commodus yang dipahat mengenakan kulit singa (seperti Heracles dengan kulit Singa Nemea).
Selain kaisar, Commodus juga adalah seorang gladiator yang tak terkalahkan. Tentu saja, tak ada gladiator yang berani melawan sang Kaisar atau bisa kena ganjaran hukuman mati. Jadi, mereka menyerah dan Commodus pun menang. Tak puas, Commodus juga bertarung melawan hewan buas dan (tentu saja) menang.
Pada 192 Masehi, Commodus akhirnya menemui ajalnya di ajang gulat. Gagal diracun, Commodus akhirnya setuju untuk bertarung gulat dengan Narcissus, yang kemudian mencekiknya hingga wafat pada usia 31 tahun.
Baca Juga: 10 Kaisar Romawi yang Mengakhiri Hidupnya dengan Tragis
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Memiliki garis keturunan dari Suriah, Flamma (yang berarti "api") naik pamor sebagai gladiator unggul saat pemerintahan Kaisar Hadrian. Bertarung di Sisilia, Flamma membukukan 34 pertandingan. Dari 34 pertandingan tersebut, Flamma menang 21 kali. Meski kalah 13 kali, Flamma tetap dibiarkan hidup oleh wasit.
Karena kehebatannya, Flamma sempat ditawarkan untuk bebas dari posisi gladiator sebanyak empat kali. Namun, Flamma tetap menolak dan bertarung hingga akhirnya wafat pada usia 30 tahun, lagi-lagi usia yang tergolong jauh dibanding gladiator lain yang umumnya wafat di usia 20-an.
Kisahnya diadaptasi oleh dunia hiburan. Spartacus (Σπάρτακος) tercatat sebagai warga Suku Trakia yang dijual dan menjalani pelatihan gladiator di Capua. Meski begitu, Spartacus sebenarnya tidak pernah bertarung. Muak dengan siksaan di sekolah gladiator, Spartacus memimpin 70 gladiator muda untuk kabur ke Gunung Vesuvius pada 73SM.
Lalu, didukung oleh ratusan ribu pasukan, Spartacus memulai Perang Budak Ketiga pada 72SM. Terlihat makin kuat, Senat Romawi lalu menugaskan Marcus Licinius Crassus untuk meredam pemberontakan Spartacus dan kawan-kawan. Nahas, Crassus berhasil meredam dan menghabisi Spartacus beserta pasukannya.
Mereka yang selamat dari pasukan Spartacus ditangkap lalu disalibkan oleh Crassus. Masih menjadi misteri, konon, tubuh Spartacus tak ditemukan meski diyakini wafat di medan peperangan di Sungai Siler.
Selain Spartacus, Crixus juga termasuk dalam 70 gladiator yang kabur dari sekolah gladiator di Capua. Gladiator yang berasal dari kaum Galia ini dipilih menjadi salah satu dari tiga pemimpin selaim Spartacus dan Oenomaus. Bersama mereka, Crixus ikut bertempur dalam Perang Budak Ketiga.
Pada akhir 73SM, Crixus dan sekitar 30.000 pengikutnya memisahkan diri dari Spartacus karena alasan yang tidak dijelaskan. Lalu, pada 72 SM, Crixus dan pasukannya bertempur dengan pasukan Romawi dekat Monte Gargano dan sayangnya, mereka gugur dalam pertempuran tersebut.
Spartacus mendengar bahwa Crixus wafat di medan pertempuran dengan berani. Lalu, Spartacus mengadakan pertunjukan gladiator kecil-kecilan dan memaksa serdadu Romawi untuk bertarung hingga wafat. Sekitar 300 sampai 400 serdadu Romawi wafat karenanya.
Salah satu kelas gladiator adalah bestiarii (petarung hewan). Dari para gladiator bestiarii, Carpophorus adalah yang paling terkenal. Malah, ia lebih terkenal membunuh hewan dibanding bertarung dengan sesama gladiator di Colosseum.
Carpophorus sudah biasa bertarung dengan singa, beruang, macan, dan badak yang berukuran lebih besar. Konon, Carpophorus dikisahkan membunuh 20 hewan berbeda dalam satu kali pertempuran. Saking hebatnya, sang gladiator sampai disebut mirip Hercules.
Itulah tujuh sosok gladiator paling terkenal dalam sejarah Romawi Kuno. Bukan main tangguhnya, dan mungkin lebih tangguh dari petarung masa kini! Dari ketujuh sosok gladiator tersebut, mana yang menurutmu paling memorable?
Baca Juga: Ini Rasanya Jadi Budak di Masa Pemerintahan Romawi Kuno
Jual Beli Uang Kuno Uang Kuno 5 Rupiah. Tersedia Produk aman dan mudah, jaminan uang kembali 100% di Bukalapak.